Polemik Nasab : Saling Klaim Sebagai Keturunan Nabi Muhammad Saw


         Problem saling klaim sebagai Dzuriah Rasulullah Saw. Lima tahun terakhir ini terjadi perdebatan kecil soal kedudukan nasab keluarga besar beberapa orang warga negara Indonesia yang katanya tersambung. Setelah tragedi saling klaim, dua tahun terakhir terjadilah tragedi saling membatalkan nasab masing-masing. Bahkan beberapa keluarga besar tertentu hingga mengeluarkan kocek yang sangat dalam untuk membuat pembuktian secara historis dan biologis. Tidak jarang terjadi presekusi oleh orang yang sebenarnya tidak mendapatkan keuntungan dari perdebatan kecil ini. 

        Semoga keributan itu memiliki hikmah dari Allah SWT untuk mengenal lebih dekat secara historis dan biologis: Siapa nama putra-putrinya Rasulullah Saw? Siapakah cucu-cicit Nabi Muhammad Saw? Siapakah Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw?  Apakah Nabi Muhammad Saw memiliki keturunan? Apa hukum syariat khusus Ahlul Bait dan keturunan Nabi Muhammad Saw? 

A. Mengenal Anak Nabi Muhammad Saw 

           Nabi Muhammad Saw memiliki 3 (tiga) orang putra yang wafat sebelum usia baligh (dewasa) yakni : 1) Al Qosim, 2) Abdullah, yang dikenal dengan sebutan Thayib dan Thahir, 3) Ibrahim. Beliau juga memiliki 4 (empat) putri; 1) Zainab, 2) Ruqoyah, 3) Ummi Kalsum, 4) Fatimah. Kebanyakan putra-putrinya Nabi Muhammad Saw  merupakan hasil pernikahannya dengan Khadijah Binti Khuwailid Kecuali Ibrahim. (Kitab Nurul Yakin, halaman 43-44) Sedangkan Ibrahim lahir dari rahim Mariah binti Syam'un Qibtiah, Mesir. (al Daruqathni dalam kitab Ikhwah wal Akhwat, halaman 23)

B. Mengenal Cucu-cicit Nabi Muhammad Saw 

         Nabi Muhammad Saw memiliki 3 (tiga) cucu dari kedua putrinya; Zainab dan Fatimah. Ketiga cucunya tumbuh dewasa hingga menikah. Satu cucu berjenis kelamin perempuan bernama Umamah Binti Zainab. Dua lainnya berjenis kelamin laki-laki lahir dari rahim Fatimah. Hasan dan Husain; cucunya Nabi Muhammad Saw dari hasil pernikahan Fatimah dengan sahabat Ali Bin Abi Thalib. Setelah wafatnya Fatimah binti Muhammad Saw, Ali bin Abi Thalib menikah kembali dengan umamah yang kebetulan cucunya Nabi Muhammad Saw dari hasil pernikahan putri pertamanya yang bernama Zainab dengan Abul Ash bin ar Rabi' di masa pra-Islam (Syekh Muhammad Al Khudri Bek dalam kitab Nurul Yakin, halaman 43).

         Di Kitab Asadul ghabah fi makrifatus shohabah halaman 20, ada perdebatan Umamah Binti Abul Ash memiliki keturunan atau tidak?. pendapat pertama, memiliki anak bernama Yahya hasil pernikahan dengan sahabat Al Mugiroh bin Nauval bin al Haris bin Abdul Muthalib setelah wafatnya sahabat Ali bin Abi Thalib. Pendapat Kedua, tidak pernah melahirkan keturunan dari hasil pernikahan dengan sahabat Ali atau sahabat al Mughiroh. Pendapat ketiga, seluruh putri Nabi Muhammad saw ; Zainab, Ruqoyah, Ummi Kulsum tidak memiliki garis keturunan kecuali Fatimah. 
 
C. Mengenal Putra-Putri Ali Bin Abi Thalib
 
          Ali bin Abi Thalib memiliki 5 (lima) putra yang bernama; Al Hasan, Al Husain, Muhammad, Umar dan Al Abbas (Taj al Arus Min Jawahirul Qamus, halaman 50). Ibnu Hazm (W. 456 H) mengatakan bahwa putra-putri hasil pernikahan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah binti Muhammad Saw adalah Hasan alias Abu Muhammad, Husain alias Abu Abdullah, Al Muhassan, Zainab dan Ummu Kulsum. Muhammad alias Abu Abdullah juga putra kandung dari hasil pernikahan Ali Bin Abi Thalib dengan Khaulah Binti Jafar Bin Qais bin Musalamah Al Hanafiah. Umar merupakan putra kandung Ali bin Abi Thalib dari hasil pernikahan dengan al Shohba' binti Rabiah bin Bahir al Tsa'labiah. Dan al Abbas Merupakan Putra Ali bin Abi Thalib dari hasil pernikahan dengan Ummil Banin binti Hizam/ Hazam bin Khalid bin Rabiah bin  al Wahid bin Kaab bin Rabiah bin Amir bin Sho'shoah. Semuanya tumbuh dewasa dan punya keturunan kecuali al Muhasan, wafat saat dilahirkan. Saya berharap juga : Abu Bakar, Usman, Jafar, Abdullah, Ubaidillah, Muhammad al Ashghor, dan Yahya. Dari Ketujuh Putra Ali bin Abi Thalib kecuali Ubaidillah merupakan hasil pernikahan dengan Asma binti Umais al Khats'amiah. Ibunya Ubaidillah adalah Laila binti Mas'ud bin Khalid bin Malik bin Rub'i bin Salma bin Jandal bin Nahsyal bin Darim. Ke-tujuh putranya ini tidak memiliki keturunan. Kebanyakan tewas dalam perang bersama Al Husein. (kitabnya Jumharoh Ansab Al Arab, halaman 37-38)

        
        Ada perbedaan pendapat dalam periwayatan keturunan sahabat Ali bin Abi Thalib. Kitab Jauharoh Ansab dan Taj al Arus Min Jawahurul Qamus berselisih pendapat soal jumlah putra sahabat Ali bin Abi Thalib. Putra Ali bin Abi Thalib yang masyhur memiliki keturunan hanya tiga, yakni Al Husein, Al Hasan dan Muhammad bin Al Hanafiyah. (Tim Riset Studi Mesir, kitab Mausuah al muyasaroh fi At Tarikh Al Islamy, h. 239). Ibnu Hazm hidup di zaman Dinasti Abbasiyah dan lahirnya Gerakan Syiah sekte Qaramitha yang menjadi awal berdirinya Dinasty Fatimiyah Bani Ubaid atas pelopor Ubaidillah alias Abi Abdillah As-Syi'i pada Abad 297-567 H. Para ulama berselisih soal nasabnya. Menurut yang berpendapat bahwa ia keturunan Alu Bait memaparkan berikut ini; Ubaidillah bin Muhammad bin Ismail bin Ja'far bin Ali bin Al Hasan bin Abi Thalib. (Tim Riset Studi Mesir, kitab Mausuah al muyasaroh fi At Tarikh Al Islamy, h. 411-412)

 D. Mengenal Putra Hasan Bin Ali
 
          Hasan bin Ali bin Abi Thalib Memiliki 7 (tujuh) putra, yakni; 1) Hasan bin Hasan punya banyak keturunan dan tempat tinggal dari Istrinya yang bernama Haulah binti Mandzur bin Zaban bin al Fazariah, 2) Zaid Bin Hasan dari istrinya yang bernama Umi Basyar binti Abi Mas'ud Al Anshory Al badry. Dari Zaid Bin Hasan, banyak keturunannya. 3) Amr, 4)Husain, 5) Al Qosim, 6) Abu bakar, dan 7) Thalhah dari istrinya yang bernama Umi Ishaq bin Thalhah bin Ubaidillah. Putra umi Ishaq tidak punya keturunan kecuali Amr, yakni; Muhammad bin Amr. Mereka semua terbunuh bersama pamannya yang bernama: Husein bin Ali bin Abi Thalib di Karbala. (Ibnu Hazam W. 456 H, kitab Jumharoh Ansab Al Arab, halaman 38-39) 
 
         Ada  beberapa oknum pemuka agama Islam membuat konsipirasi bahwa Hasan Mujtaba Cucu Nabi Muhammad Saw tidak mempunyai keturunan terbantahkan secara historis dan biologis. Keluarga besar Kerajaan Yordania adalah salah satu bukti sejarah keberadaan keturunan dari jalur Hasan bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib Seperti Raja Abdullah II,
 
E. Mengenal Putra Husain Bin Ali
 
         Sebenarnya Husein punya banyak putra tetapi sebagian terbunuh dalam peristiwa karbala. sebagian lainnya wafat dan tidak punya keturunan kecuali Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Putra satu-satunya Husein mempunyai 6 (enam) Putra, yakni; Abdullah, Ali, Umar, Husein, Zaid (Ummul walad), dan Muhammad.(Ibnu Hazam W. 456 H, kitab Jumharoh Ansab Al Arab, halaman 52). Dalam buku-buku sejarah, Ali bin Husein dikenal dengan sebutan syekh Ali Zainal Abidin.  

F. Mengenal Ahlul Bait dalam Nash


 وَقَرۡنَ فِی بُیُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَـٰهِلِیَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ وَأَقِمۡنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِینَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعۡنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥۤۚ إِنَّمَا یُرِیدُ ٱللَّهُ لِیُذۡهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجۡسَ أَهۡلَ ٱلۡبَیۡتِ وَیُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِیرࣰا﴾ [الأحزاب ٣٣]

﴿وقَرْنَ﴾ بِكَسْرِ القاف وفَتْحها ﴿فِي بُيُوتكُنَّ﴾ مِن القَرار وأَصْله: أقْرِرْنَ بِكَسْرِ الرّاء وفَتْحها مِن قَرَرْت بِفَتْحِ الرّاء وكَسْرها نُقِلَتْ حَرَكَة الرّاء إلى القاف وحُذِفَتْ مَعَ هَمْزَة الوَصْل ﴿ولا تَبَرَّجْنَ﴾ بِتَرْكِ إحْدى التّاءَيْنِ مِن أصْله ﴿تَبَرُّج الجاهِلِيَّة الأُولى﴾ أيْ ما قَبْل الإسْلام مِن إظْهار النِّساء مَحاسِنهنَّ لِلرِّجالِ والإظْهار بَعْد الإسْلام مَذْكُور فِي آيَة ﴿ولا يُبْدِينَ زِينَتهنَّ إلّا ما ظَهَرَ مِنها﴾ ﴿وأَقِمْنَ الصَّلاة وآتِينَ الزَّكاة وأَطِعْنَ اللَّه ورَسُوله إنّما يُرِيد اللَّه لِيُذْهِب عَنْكُمْ الرِّجْس﴾ الإثْم يا ﴿أهْل البَيْت﴾ أيْ نِساء النَّبِيّ ﷺ ﴿ويُطَهِّركُمْ﴾ مِنهُ 

(تفسير الجلالين — المحلّي والسيوطي (٨٦٤، ٩١١ هـ))

       Definisi Ahlul Bait adalah dua kosa kata bahasa arab yang tersusun idhofah dalam kaidah ilmu nahwu. Pertama, Ahlu (أهل) yang punya arti penghuni; penduduk; pakar. kedua, al Bait (البيت) yang mempunyai arti rumah; kamar.  Penyusunan dua kata Ahlu dan al Bait dengan susunan idhofy. Susunan idhofah atau mudhof mudhof ilaih menyembunyikan huruf min (من), arti umunya; dari, huruf fi (في) arti umunya; di dalam, atau huruf lam (لام) arti umunya; milik. jika susunan idhofah menyimpan huruf lam atau huruf Fi, maka definisinya adalah penghuni rumah. Orang pernah yang tinggal bersama Rasulullah saw adalah Zaid bin Haritsah dan Abdullah bin Mas'ud. Para Ulama tidak memasukkan Zaid sebagai sanak-saudara Rasullah saw. berdasarkan nash Al Qur'an dari surah Al Ahzab ayat 40 dan Tafsir Al Qur'an surah Al Ahzab ayat 33. Tafsir Jalalain mentakwil ahlul bait yang dimaksud surat al ahzab ayat 33 adalah istri-istri Rasulullah saw.  Sedang Ibnu Kasir dalam tafsir memasukan Ali, Fatimah, Hasan dan Husein berdasarkan riwayat hadist-hadist yang masyhur. Syekh Syamsudin bin Muhammad bin Ahmad al Mahaly dalam kitab Syarah Jamul Jawami halaman 16 jilid 1 berpendapat sebagaimana pendapat Imam As Syafii bahwa Ahlu Bait Nabi Muhammad saw adalah kerabat-keluarga yang beriman dari Kabilah Bani Hasyim dan Bani Muthalib berdasarkan hadist yang masyhur riwayat Imam Muslim, Imam Bukhary dan Imam Thabrany.  


G. Hukum Mencintai Ahlul Bait Secara Syariat

1. Apa hukumnya mencintai Ahlul Bait?

Jawab : Sunah. Nabi Muhammad saw memerintahkan Cintailah Ahlu Bait ku karena mencintai aku. Dalilnya tidak bisa menjadikan wajib karena perintahnya belum bersifat Jazim.  

 ٩  - أَحبُّوا اللهَ لما يغذُوكمْ بهِ منْ نعمِهِ،  وأَحبُّوني لحبِّ اللهِ،  وأَحبُّوا أهلَ بيتِي لحبِّي
الراوي: عبدالله بن عباس • السيوطي، الجامع الصغير (٢٢٣) • صحيح • أخرجه الطبراني (١٠/٣٤٠) (١٠٦٦٤)، والحاكم (٤٧١٦) واللفظ له، والبيهقي في ((شعب الإيمان)) (٤٠٨)

2. Bagaimana cara mencintai Ahlul Bait secara Syariah?

Jawab : Mendengarkan dan mengikuti orang yang muslim dalam selera suka dan benci selama tidak memerintahkan perbuatan maksiat. Jika dia memerintahkan berbuatan maksiat seperti membunuh, berzinah, mabuk, dan sebagainya, maka tidak boleh diikuti dan tidak boleh didengarkan.

 ٢٩  - السَّمْعُ والطّاعَةُ على المَرْءِ المُسْلِمِ فِيما أحَبَّ وكَرِهَ، ما لَمْ يُؤْمَرْ بمَعْصِيَةٍ، فإذا أُمِرَ بمَعْصِيَةٍ فلا سَمْعَ ولا طاعَةَ.
الراوي: عبدالله بن عمر • البخاري، صحيح البخاري (٧١٤٤) • [صحيح] • أخرجه البخاري (٢٩٥٥ )، ومسلم (١٨٣٩)

 ٥٩  - ثَلاثٌ مَن كُنَّ فيه وجَدَ حَلاوَةَ الإيمانِ: أنْ يَكونَ اللَّهُ ورَسولُهُ أحَبَّ إلَيْهِ ممّا سِواهُما، وأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لا يُحِبُّهُ إلّا لِلَّهِ، وأَنْ يَكْرَهَ أنْ يَعُودَ في الكُفْرِ كما يَكْرَهُ أنْ يُقْذَفَ في النّارِ.
الراوي: أنس بن مالك • البخاري، صحيح البخاري (٦٩٤١) • [صحيح] • أخرجه البخاري (١٦)، ومسلم (٤٣)


I. Hukum Syari'at menistbatkan nasab Ke Nabi Muhammad Saw

﴿مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَاۤ أَحَدࣲ مِّن رِّجَالِكُمۡ وَلَـٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِیِّـۧنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣰا﴾ [الأحزاب ٤٠]

﴿مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ﴾ هذا ردّ على من قال في زيد بن حارثة: زيد بن محمد، فاعترض على النبي ﷺ تزوّج امرأة زيد، وعموم النفي في الآية لا يعارضه وجود الحسن والحسين، لأنه ﷺ ليس أباً لهما في الحقيقة لأنهما ليسا من صلبه، وإنما كانا ابني بنته، وأما ذكور أولاده فماتوا صغاراً فليسوا من الرجال ﴿وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّينَ﴾ أي آخرهم فلا نبيّ بعده ﷺ وقرئ بكسر التاء بمعنى أنه ختمهم فهو خاتم، وبالفتح بأنهم خُتموا به فهو كالخاتم والطابع لهم، فإن قيل: إن عيسى ينزل في آخر الزمان فيكون بعده عليه الصلاة والسلام، فالجواب أن النبوّة أوتيت عيسى قبله عليه الصلاة والسلام، وأيضاً فإن عيسى يكون إذا نزل على شريعته عليه الصلاة والسلام، فكأنه واحد من أمته.

(تفسير ابن جزي — ابن جُزَيّ (٧٤١ هـ)).

ص220 - الفتح المبين بشرح الأربعين - عن أم المؤمنين أي: في الاحترام والتعظيم وحرمة النكاح، دون نحو النظر والخلوة، وكذا سائر أمهات المؤمنين، وهو صلى الله عليه وسلم أبو المؤمنين في الرأفة والرحمة، ونفي أبوته في الآية أريد به نفي أبوة النسب والتبني
 - المكتبة الشاملة
 
            Imam Ibnu Juzai (W.731 H) dalam Kitab Tafsirnya dan Ibnu Hajar Al Haitami (W. 973 H) dalam kitab Fathul Mubin Syarah Arbain Nawawi berpendapat bahwa Nabi Muhammad saw tidak memiliki keturunan garis laki-laki. Q. S. Al Ahzab : 40 membatalkan semua nasab Ubuah (kakek moyang) yang dinisbatkan kepada  Nabi Muhammad saw. Putra-putra Nabi Muhammad saw wafat sejak kecil dan tidak memiliki keturunan. Sedangkan Hasan dan Husein merupakan anak hasil pernikahan Fatimah dan Ali Bin Abi Thalib bukanlah dari Shulbi (Genetika YDNA) Nabi Muhammad saw. Keturunan Hasan dan Husein hanya bisa menurunkan shulbi (Genetika YDNA) Ali bin Abi Thalib.  Para pakar YDNA sepakat bahwa kromosom Y hanya diturunkan melalui keturunan jalur laki-laki. kesimpulan para ahli DNA tidak bertentangan pada ajaran Agama Islam berdasarkan  Ayat Al Ahzab 40. 

Apakah orang yang mengaku-ngaku Dzuriah Rasulullah saw termasuk ingkar pada Surat Al Ahzab Ayat 40? 
والله أعلم بالصواب

J. Hikmah dari Perdebatan Kecil Prihal Nasab

            Mengakui atau tidak mengakui Mereka yang saling klaim sebagai keturunan Rasulullah saw tidak berpengaruh dalam struktur ber- Iman dan ber-Islam. Rasulullah saw hanya memerintah cintai Ahlul Bait dari Bani Hasyim maupun Bani Muthalib. Standar mencintainya pun harus berdasarkan pedoman Syariat Islam. 

        Perdebatan soal Nasab Ba'alawi dan Walisanga seakan-akan menjadi hal yang penting bagi umat Islam di Indonesia khususnya. Peranan Kedua Klan Walisanga dan Ba'alawi perlu diberikan apresiasi dalam Sejarah penyebaran Agama Islam di Nusantara walaupun Ba'alawi datangnya lebih akhir dibandingkan Walisanga. Kedekatan Ba'alawi dengan Penjajah dari Eropa mempunyai peran penting dalam kebebasan bagi Umat Islam Batavia beribadah saat itu. Walisanga pun mempunya perang yang sangat penting dalam memberikan pemahaman dan pengenalan dasar-dasar Ajaran Islam di Nusantara. Esensi-esensi peranan mereka tidak bisa lepas dari kebudayaan Islam Indonesia. Pro-kontra dalam sejarah islam kuno, pertengahan dan modern punya peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum maupun ilmu Agama Islam. Ilmu hadist, Ilmu Tafsir, ilmu Tauhid dan sebagainya berkembang di situasi dan kondisi politik yang panas-dingin. 

          Orang-orang ber-Iman kepada Allah dan hari Kiamat harus berprasangka baik bahwa Allah SWT akan memberikan ilmu pengetahuan baru kepada umat Islam di Indonesia. Dahulu, penulisan nasab tokoh-tokoh besar Islam hanya berdasarkan riwayat dari mulut ke mulut, dari tulisan ke tulisan hingga saat dari tulisan ke ilmu biologi genetika. Rungkad nasab bukannya Ba'alawi dan Walisongo tetapi Nabi Muhammad saw juga mengalaminya. Al Qur'an dan Hadist menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw adalah keturunan Adnan, yang juga keturunan Nabi Ismail As Putra Nabi Ibrahim dari Istrinya bernama Hajar. Ketersambungan nasab Adnan terpaut jauh ke Nabi Ismail. nama-nama kakek buyut Rasulullah saw ke Atas setelah Adnan diperdebatkan oleh kalangan Sejarawan Muslim. 
 

 ٢١  -  محمدٌ رسولُ اللهِ  بنُ عبدِ اللهِ بنِ عبدِ المطلبِ بنِ هاشمٍ بن عبدِ منافٍ بنِ قُصيٍّ بنِ كلابٍ بنِ مُرَّةَ بنِ كعبٍ بنِ لُؤيٍّ بنِ غالبِ بنِ فهرٍ بنِ مالك بنِ النَّضرِ بنِ كِنانةَ بنِ خُزيمةَ بنِ مُدركةَ بنِ إلياسٍ بنِ مُضرَ بنِ نَزارِ بنِ معدٍّ بنِ عدنانَ بنِ أَددٍ بنِ المُقومِ بنِ ناحورَ بنِ تارحٍ بنِ يعرُبٍ بنِ يشجُبٍ بنِ نابتٍ بنِ إسماعيلَ بنِ إبراهيمَ بنِ آزرَ، وهو في التوراةِ: ابنُ تارخٍ بنُ ناحورَ بنَ أرغَوى بنُ سارحٍ بنُ فالحٍ بنُ عابرٍ بنُ شالخٍ بنُ أرْفخْشَذٍ بنُ سامٍ بنُ نوحٍ بن لمكٍ بن مَتَّوشلخ بنُ أخنوخٍ بنُ يردٍ بنُ مهلاييلَ بنُ قينانَ بنُ أنوش ٍبنُ شيثٍ بنُ آدمَ أبو البشرِ، صلوات اللهِ عليه وعلى أنبياءِ اللهِ الطَّيبينَ الأخيارِ وسلَّم، ورواه عُبيدُ بنُ يعيشٍ عن يونسَ بنُ بُكيرٍ، وقال فيه: تارخُ بنُ ناحورَ بنُ عورٍ بنُ فلاحٍ بنُ عابرٍ بنُ شالخٍ بنُ سامِ بنُ نوحٍ بنُ لامكٍ بن متُّوشلخٍ بنُ خانوخٍ بنُ مهليلٍ بنُ قينانَ بنُ شيثٍ بنُ آدمَ. وقال: إنَّ أددَ بنُ المُقوَّمِ
الراوي: محمد بن إسحاق • البيهقي، دلائل النبوة (١/١٧٩) • اختلف على ابن إسحاق في ذلك

١٨  -  أنا مُحَمَّدُ بنُ عبدِ اللهِ بنِ عبدِ المُطَّلِبِ بنِ هاشمِ بنِ عبدِ منافِ بنِ قُصَيِّ بن كِلابِ بنِ مُرَّةَ بنِ كَعبِ بنِ لُؤَيِّ بنِ غالبِ بنِ فِهْرِ بنِ مالكِ بنِ النَّضْرِ بنِ كِنانةَ بنِ مُدْرِكَةَ بنِ إلياسَ بنِ مُضَرَ بنِ نِزارِ بنِ مَعَدِّ بنِ عَدْنانَ، وما افترق الناسُ فِرْقَتَيْنِ إلا جعلني اللهُ في خيرِهِما، فأُخْرِجْتُ من بينِ أَبَوَيَّ، فلم يُصِبْنِي شيءٌ من عهدِ الجاهليةِ، وخَرَجْتُ من نكاحٍ، ولم أَخْرُجْ من سِفاحٍ، مِن لَدُنْ آدمَ حتى انتهيتُ إلى أبي وأمي، فأنا خيرُكم نَسَبًا وخيرُكم أَبًا
الراوي: أنس بن مالك • الألباني، ضعيف الجامع (١٣٢٠) • ضعيف جداً

            Semua pakar Sejarawan Muslim Sepakat bahwa Adnan merupakan keturunan Ismail putra Ibrahim As. Ilmuwan DNA modern menemukan metodologi Haplogrup Test DNA. Dr. Sugeng Sugiaharto peneliti DNA Brin melalui akun mendsos X.com berpendapat  Haplogroup J-Z2329(atau J-YSC20000234) adalah haplogroup dimana Bani Kohen  (keturunan Nabi Harun/J-Y3088) dan Bani Adnan (keturunan Sayid Adnan/J-Y4349) saling bertemu. 
Artinya, sains telah membuktikan bahwa Adnani dan Kohanim itu sepupu jauh yang punya kakek bersama, Yakni Nabi Ibrahim As. secara empiris. Nabi Muhammad Saw keturunan Adnan, yang keturunan Nabi Ismail Bin Nabi Ibrahim As. Nabi Harun keturunan Nabi Ya'kub bergelar Israil bin Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim As. Dr. Sugeng membuat Bagan Bani Ibrahim As secara metodologis haplogroup. Keturunan Nabi Ibrahim AS dikelompokkan dalam haplogroup J hingga Ali bin Abi Thalib. seperti di bawah ini :
 

             Setelah 15 Abad, bukti nasab Nabi Muhammad Saw nyambung ke Nabi Ibrahim terbukti dengan teknologi test YDNA yang canggih. Nasab Nabi Muhammad Saw secara historis dan empiris terbukti tersambung ke Nabi Ibrahim As. 

Apakah boleh meragukan metodologi haplogroup J yang identik dengan Nabi Muhammad saw dan Nabi Ibrahim As?

K. Penutup ; Nasab Mulia Nabi Saw

          Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri ( dalam buku Al Rahiqul Makhtum (Sirah Nabawiyah), membagi kaum-kaum bangsa Arab menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Arab Ba'diah (Arab Kuno), yaitu kaum-kaum bangsa Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan komplit, Seperti Ad, Tsamud, Thasm, Jadis, Imlaq, dan Jurhum kuno. Sebagai pendapat mengatakan mereka keturunan Iram bin Syam bin Nuh As.

2. Arab Aribah (Arab Asli/ Arab Qathaniah), yaitu kaum-kaum bangsa Arab yang berasal dari keturunan Ya'rub Yasyjub bin Qahthan, keturunan Nabi Hud As. Tempat kelahiran Kaum Qathan adalah negeri Yaman. Suku arab asli terdiri dari dua suku, yaitu;
a) Kabilah Himyar, yang terdiri dari beberapa suku terkenal Zaid al Jumhur, Qudha'ah dan Sakasik,
b) Kahlan, yang berdiri dari beberapa suku terkenal, yaitu Hamdan, Ammar, Thayyi', Madzhij, Kindah, Lakham, Judzam, Uzd, Aus, Khazraj, dan anak keturunan Jafnah raja Syam.

3. Arab al-Musta'ribah (Arab Pendatang/ Arab Adnaniyah), yaitu kaum-kaum bangsa Arab yang berasal dari keturunan Isma'il bin Nabi Ibrahim As. Ismail menikah dengan putri Mudhah bin Amru (Pemimpin Kabilah Jurhum). Dan dikaruniai dua belas putra, yaitu Nabat atau Nabuyuth (di Hijaz Utara, menjadikan Al Bathra sebagai ibu kotanya), Qaidar (di Mekah, beranak pinak hingga menurunkan Adnan dan Anaknya Ma'ad), Adbail, Mibsyam, Misyma, Duma, Misya, Hadad, Taima, Nafis, dan Qaiduman. Sedangkan Ma'ad bin Adnan punya putra bernama Nizar, yang memiliki empat anak, yaitu: Iyad, Anmar, Rabi'ah, dan Mudhar. (Kitab Al Rahiqul Makhtum, h. 2-7)

            Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri ( dalam buku Al Rahiqul Makhtum (Sirah Nabawiyah) halaman 40-41 berkata bahwa ada tiga bagian tentang nasab Nabi Muhammad Saw:

1. Bagian yang disepakati kebenarannya oleh pakar biografi dan nasab, yaitu ;

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (yang bernama Syaibah) bin Hasyim (yang bernama Amru) bin Abdul Manaf (yang bernama Al Mughirah) bin Qushay (yang bernama Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka'b, bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (yang berjuluk Quraisy) bin Malik bin An-Nadhr (yang bernama Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (yang bernama Amr) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.

2. Bagian yang mereka perselisihkan yaitu nasab yang tidak diketahui secara pasti dan nasab yang harus dibicarakan, yakni; 

Adnan bin Udad bin Hamaisa' bin Salaman bin Aush bin Bauz bin Qimwal bin Ubay bin Awwam bin Nasyid bin Haza bin Baldas bin Yadlaf bin Thabikh bin Jahim bin Nahisy bin Makhi bin Aidh bin Abqar bin Ubaid bin Ad-Da'a bin Hamdam bin Sinbar bin Yatsrib bin Yahzan bin Yahlan bin Ar'awy bin Aid bin Daisyan bin Aishar bin Afnad bin Aiham bin Muqshir bin Nahits bin Zarih bin Sumay bin Muzay bin Iwadhah bin Aram bin Qaidar bin Isma'il bin Ibrahim 

3. Bagian yang sama sekali tidak diragukan bahwa di dalamnya ada hal-hal yang tidak bernar, Yaitu;

Ibrahim bin Tarih (yang bernama Azar) bin Nahur bin Saru' atau Sarugh bin Ra'u bin Falakh bin Aibar bin Syalakh bin Arfaksyad bin Sam bin Nuh bin Lamk bin Matausyalakh bin Akhnukh atau Idris bin  Yard bin Mahla'il bin Qainan bin Yanisya bin Syaits bin Adam

            Syekh Muhammad Al Khudhari Bek dalam Kitab Nurul Yakin Fi Sirati Sayidil Mursalin halaman 4-5, menulis kakek dan nenek Nabi Muhammad Saw, Sebagai berikut;

1. Muhammad putra Abdullah, dari istrinya bernama: Aminah Binti Wahab az-Zuhriyah (dari Bani Zahrah ibnu Kilab Al Quraisy)

2. Putra Abdul Muthalib, dari istrinya bernama: Fatimah binti 'Amr al-Makhzumiyah (dari Bani Makhzum ibnu Yaqzhah ibnu Murrah Al Quraisy)

3. Putra Hasyim, dari istrinya bernama: Salma binti 'Amran an-Najjariyah (Bani Najjar dari Kabilah Khazraj)

4. putra Abdul Manaf, dari istrinya bernama 'Atikah binti Murrah as-Sulamiyah (Bani Salim ibnu Manshur dari Kabilah Qais ibnu 'Ailah ibnu Mudhar)

5. Putra Qushay, dari istrinya bernama: Hubbiy binti Halil al-Khuza'iyah (Bani Khuza'ah ibnu 'Amr dari Kabilah Qum'ah ibnu ilyas ibnu Mudhar)

6. Putra Kilab, dari istrinya bernama: Fatimah binti Sa'd dari Negeri Yaman (Kabilah Azdsyanuah)

7. Putra Murrah, dari istrinya bernama: Hindun binti Sarir (Bani Fihr ibnu Malik) 

8. Putra Ka'ab, dari istrinya bernama: Wahsyiyah binti Syaiban (dari kalangan Fihr)

9. Putra Luay, dari istrinya bernama: Ummu Ka'ab ; Bariah binti Ka'ab (Kabilah Qudha'ah)

10. Putra Ghalib, dari istrinya bernama Ummu Luay; Salma binti 'Amr al Khuza'iy

11. Putra Fihr (Quraisy), dari istrinya bernama Ummu Ghalib; Laila binti Sa'd (Kabilah Hudzail). 

12. Putra Malik, dari istrinya bernama Jandalah binti Harb (Kabilah Jurhum) 

13. Putra An-Nadhr, dari istrinya bernama 'Atikah binti 'Adwan (Kabilah Qais 'Ailan)

14. Putra Kinanah, dari istrinya bernama Barrah binti Mur ibnu Idd atau Udd.

15. Putra Khuzaimah, dari istrinya bernama 'Awwanah binti Sa'd (Kabilah Qais 'Ailan)

16. Putra Mudrikah, dari istrinya bernama Salma binti Aslam (Kabilah Qudha'ah)

17. Putra Ilyas, dari istrinya bernama Khandaf (Wanita teladan dalam kehormatan dan Keperkasaan)

18. Putra Mudhar, dari istrinya bernama Ar-Rabbah binti Jundah ibnu Ma'd.

19. Putra Nizzar atau Nazzar, dari istrinya bernama Saudah binti 'Ak. 

20. Putra Ma'd , dari istrinya bernama Mu'anah binti Jausyam (Kabilah Jurhum)

21. Putra Adnan keturunan Nabi Ismail bin Nabi Ibrahim.

           Nabi Muhammad Saw termasuk kabilah Quraisy. Quraisy merupakan Kabilah besar yang terdiri dari 12 kabilah ; 1) Bani Abdul Manaf, 
2) Bani Abdud Dar ibnu Qushay, 
3)Bani Asad ibnu Abdul Uzza ibnu Qushay, 4)Bani Zahrah ibnu Kilab, 
5)Bani Makhzum ibnu Yaqzhah ibnu Murrah, 
6)Bani Taim ibnu Murrah, 
7)Bani Addy ibnu Ka'b, 
8)Bani Sahm ibnu Hushaish ibnu 'Amr ibnu Ka'b, 
9)Bani 'Amr ibnu Luay,
10) Bani Taim ibnu Ghalib,
11) Bani al Harits ibnu Fihr, dan
12) Bani Muharib ibnu Fihr (Kitab Nurul Yakin Sirat Sayidil Mursalin)

          Sedangkan Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri ( dalam buku Al Rahiqul Makhtum (Sirah Nabawiyah), membagi Quraisy menjadi beberapa kabilah, yang terkenal, yaitu; Jumuh, Sahm, Adi, Makhzum, Taim, Zuhrah, dan suku-suku Qushay bin Kilab, Yaitu Abdur-Dar bin Qushay, Asad bin Abdul Uzza bin Qushay dan Abdul Manaf bin Qushay, mempunyai empat anak; Abdi Syams, Naufal, Al Muthalib dan Hasyim. Hasyim adalah keluarga yang dipilih oleh Allah bagi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim. (Kitab Al Rahiqul Makhtum, h.7)

              Nasab Nabi Muhammad Saw sudah Amul Qoth'i (kebenaran objektif) bukan Amul Dhzoni (Asumsi; Subjektif). Pengujian hipotesis yang sudah Amul Qoth'i harus melalui tiga tahapan:
1. Ilmul Yaqin (Metodologi). Sedangkan ilmu terbagi tiga macam: Ilmu Nadzory (Pengetahuan dengan Analisis), Ilmu hisy (pengetahuan dengan pengamatan indrawi), dan ilmu dhorury (pengetahuan tanpa pengamatan dan tanpa penelitian).
 
2. Ainul Yaqin (Riset; Historis dan Empiris). Ainul Yaqin tergantung pada metodologi yang digunakan; Apa study komparasi? Apa study kasus?. Study kasus mengunakan dua metode, yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan penelitian komparasi adalah perbandingan antara sumber-sumber informasi dari buku (kitab), Artefak, Manuskrip Kuno dan Kisah-kisah warga setempat.

3. Haqqul Yakin (Kesimpulan) merupakan jawaban-jawaban dari rumusan masalah maupun pertanyaan-pertanyaan, yang mendasari pentingnya melakukan uji metodologi dan penelitian tingkat lanjutan. Metodologi historis bahwa Nabi Muhammad Saw bukanlah tokoh fiktif. Metodologi biografis bahwa Nasab Nabi Muhammad Saw tersambung hingga Adnan. Metodologi haplogroup test DNA bahwa Nabi Muhammad Saw terkonfirmasi dalam Haplogroup Nabi Ibrahim As, yakni "J".

Jika seseorang sudah yakin nasabnya sambung ke Nabi Muhammad Saw, Kenapa tidak berani test DNA?

 Semoga Allah SWT memberikan pertolongan kepada penulis dan pembaca dari fitnah-fitnah hidup, fitnah-fitnah mati, dan fitnah-fitnah Dajjal. Amin 

والله أعلم بالصواب 

Posting Komentar

0 Komentar