Hukum Hewan Qurban Penyakit Dalam (Kasus Nyata)

Hewan Qurban Penyakit Dalam (Kasus Nyata)

𝓓𝓮𝓼𝓴𝓻𝓲𝓹𝓼𝓲 𝓜𝓪𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱
Pada hari raya Idul Adha, umat Islam melaksanakan ibadah qurban sebagai bentuk ketaatan dan pengorbanan kepada Allah SWT. Salah satu aspek penting dalam ibadah qurban adalah pemilihan hewan yang sehat dan layak untuk dikurbankan. Hewan qurban harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti tidak cacat, cukup umur, dan sehat. Namun, bagaimana jika setelah hewan tersebut disembelih, ternyata organ dalamnya rusak dan tidak layak dikonsumsi?

Contoh kasus nyata ini terjadi pada seekor sapi yang disembelih sebagai hewan qurban. Secara fisik, sapi tersebut tampak sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Namun, setelah proses penyembelihan dilakukan dan sapi tersebut dibedah, ditemukan bahwa beberapa organ dalamnya, seperti hati dan paru-paru, mengalami kerusakan parah dan tidak layak untuk dikonsumsi. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keabsahan qurban tersebut dan bagaimana seharusnya umat Islam menyikapinya.

NB
Pihak panitia Qurban sudah mendatangkan dokter hewan (ahli khubro) untuk memastikan daging tersebut masih layak konsumsi atau tidak. Setelah diagnosa, hasilnya daging tidak layak konsumsi. 

𝓟𝓮𝓻𝓽𝓪𝓷𝔂𝓪𝓪𝓷
Bagaimana hukum Qurban jika setelah hewan tersebut disembelih, ternyata organ dalamnya rusak (ditemukan tanda² penyakit) dan tidak layak dikonsumsi?

𝓙𝓪𝔀𝓪𝓫𝓪𝓷
Hukum Qurban dengan hewan sebagaimana deskripsi diatas adalah SAH selama hewan tersebut telah memenuhi syarat-syarat qurban sebelum disembelih, karena tujuan pokok berqurban adalah mengalirkan darah (iraqah al-dam). 

𝓡𝓮𝓯𝓮𝓻𝓮𝓷𝓼𝓲
بشرى الكريم: ٧٠١
ويكفيه في الثواب إراقة الدم، والأفضل في أضحية التطوّع أن يقتصر على أكل لقم منها، والأفضل كونها من الكبد. ولا يزيد على الثلث ويتصدق بالباقي جميعه، ثم أكل الثلث ويتصدق بالباقي، ودونه أكل ثلث والتصدق بثلث وإهداء ثلث. ويثاب في الأولى على التضحية والتصدق بالكل، وفي الأخيرتين على التضحية بالكل وعلى التصدق بالبعض.

تحفة المحتاج (٩/٣٥٢)
(وشرطها) أي الأضحية لتجزئ حيث لم يلتزمها ناقصة (سلامة) وقت الذبح حيث لم يتقدمه إيجاب وإلا فوقت خروجها عن ملكه (من عيب ينقص) بالتخفيف كيشكر في الأفصح كما مر (لحما) حالا كقطع فلقة كبيرة من نحو فخذ أو مآلا كعرج بين لأنه ينقص رعيها فتنهزل والقصد هنا اللحم فاعتبر ضبطها بما لا ينقصه كما اعتبرت في عيب المبيع بما لا ينقص المالية لأنها المقصودة ثم ويلحق باللحم ما في معناه من كل مأكول فلا يجزئ مقطوع بعض ألية أو أذن كما يأتي ولا يردان عليه ؛ لأن اللحم قد يطلق في بعض الأبواب على كل مأكول كما في قولهم يحرم بيع اللحم بالحيوان أما لو التزمها ناقصة كأن نذر الأضحية بمعيبة أو صغيرة أو قال جعلتها أضحية فإنه يلزمه ذبحها ولا تجزئ ضحية وإن اختص ذبحها بوقت الأضحية وجرت مجراها في الصرف وأفهم قولنا وإلا إلخ أنه لو نذر التضحية بهذا وهو سليم ثم حدث به عيب ضحى به وثبتت له أحكام التضحية

Yayasan Al Istiqomah

Posting Komentar

0 Komentar