A. Nama-nama Raja Kraton
Prasasti Mantyasih pada masa Rakai Watukumara Dyah Balitung (907) menyebutkan para raja mataram kuno yaitu:
Sri Maharaja Rakai Ratu Sanjaya (732-760)Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780)Sri Maharaja Rakai Pananggalan (780-800)Sri Maharaja Rakai Warak (800-820)Sri Maharaja Rakai Garung (820-840)Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-856)
Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882)Sri Maharaja Rakai Watuhumara Dyah Balitung (898-915)Sri Maharaja Rakai Daksa (915-919)Sri Maharaja Rakai Tulodhong (919-921)Sri Maharaja Rakai Wawa (921-928)Sri Maharaja Rakai Empu Sindok (929-930)
B. Pendidikan dan Ilmu pengetahuan
Satu hal yang cukup mengagumkan, bahwa pada zaman Jawa kuno dahulu pendidikan humaniora Mendapat tempat utama. soal-soal Kesusasteraan tidak menjadi monopoli Clash profesional terbatas saja. pendidikan puisi merupakan pendidikan yang harus diikuti oleh umum, lebih-lebih kalangan pegawai istana dan pemuka masyarakat.
kesadaran mengenai makna penting kedudukan ilmu bahasa, sastra, sejarah, antropologi kemanusiaan, kemasyarakatan keagamaan, dan tata negara telah memberi inspirasi para pejabat kerajaan untuk mendirikan, mengembangkan, dan membantu proses pendidikan pada saat itu yang berwujud Padepokan dan peguron.
Pertumbuhan kesusastraan Jawa sudah dikenal secara luas dalam selang waktu yang cukup lama. karya sastra yang paling tua adalah serat candakarana yang dibuat pada masa Dinasti Syailendra yang berkuasa sekitar tahun 700 Caka dan telah berhasil membangun Monumen megah berupa candi Kalasan serat candakarana ini berisi tentang pelajaran persajakan dan leksikografi.
Referensi;
Purwadi, M.Hum., DR., the History of Javanese Kings, Ragam Media Jakarta
Poerbatjaraka, R.M.Ng., 1952, Kapustaka Djawi, Djambatan, Jakarta
Zoetmulder, PJ., 1991, Manunggaling kawulo Gusti, terjemahan Dick Hartoko, Gramedia, Jakarta
0 Komentar